SUMENEP - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep berupaya melakukan penanganan bencana alam melalui edukasi mitigasi bencana dengan dua program penanganan, yaitu Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di lembaga pendidikan.
Kepala BPBD Kabupaten Sumenep, Wahyu Kurniawan Pribadi mengungkapkan, penanganan bencana dengan Destana, untuk edukasi mitigasi bencana, masyarakat perlu membuat dokumen pengurangan risiko bencana, pemetaan rawan bencana, kemudian melakukan praktik atau tindakan pertama yang dilakukan saat terjadi bencana alam di sekitarnya.
“Untuk program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) bagi para pelajar di lingkungan sekolah, juga diberikan edukasi seputar jenis bencana alam dan cara pencegahannya, ” ujar Wahyu, Kamis (01/09/2022)
Dikatakan, penanganan bencana bersifat pentahelik atau membutuhkan kolaborasi seluruh elemen masyarakat, sehingga mengurangi risiko bencana.
Karenanya, Wahyu mengimbau masyarakat untuk turut mencegah bencana kekeringan khususnya di musim kemarau, sehingga masyarakat lebih menghemat air, tidak menebang pohon di wilayah sumber air, serta waspada kebakaran karena panasnya suhu udara.
“Kemudian di musim kemarau ini masyarakat harus lebih hemat air, jangan menebang tapi justru banyak menanam pohon, dan tetap waspada dengan kebakaran, ” tandasnya. (*)